Pertemuan


Rani sedang berjalan keluar bank saat seorang dari antrean memanggilnya.

“Rani! Maharani?”

“Rama.” Rani menyebut nama pria itu, lembut, lalu mematung.

Dialah satu-satunya alasan Rani melanjutkan S2, alih-alih menolak perjodohannya. Matanya mengarah ke tangan Rama, kiri ke kanan. Ia bersyukur tak menemukan yang dicarinya. Tak ada cincin melingkar di jari-jari itu. Ini harinya.

“Apa kabar?” Rani ingin sekali menjawab bahwa ia tak pernah merasa sebaik hari ini. Bahwa ia sangat menunggu pertemuan ini.

Rani sedang menata kalimatnya saat seorang anak yang sedari tadi memerhatikan mereka menginterupsi, “Siapa tante ini, Pa?”

“Ini Tante Rani, teman kuliah Papa.”

Rama mengenalkan Rani pada anaknya. Rani mematung, lagi. Masa lalu punya caranya sendiri untuk kembali.

[AG, Depok, Desember 2010]

  1. bagusssssss, mrinding deh

  2. makjleb…pingsan. 😀

    • Pingsannya sambil nyengir ya? Hihi 🙂
      Terima kasih sudah mampir!

  3. Yah.. Bukan jodoh… 😀

    • kudo cantik
    • February 23rd, 2011

    ini kan nulisnya amma guah ?
    he he he he

    • Haha. Iya.
      Gue ringkas.
      Yang kita tulis di buku lo dulu masih ampas 😀

  4. Keren, Mas Ndigun 🙂
    Salam kenal sesama member deBlogger, dan fiksimini 😀

    • Terima kasih 🙂
      Salam kenal kembali, Mba Indah.

  1. No trackbacks yet.

Leave a reply to IndahJuli Cancel reply