Terkesan


Aku terkesan padamu sejak lagu pertama yang kaunyanyikan malam itu. Syahdu. Meski aku tahu pada siapa lagu itu tertuju, aku pura-pura tak membaca. Suaramu menjernihkan segala buruk prasangka dalam kepala. Aku, suka.

Aku terkesan padamu sejak konsensus makan malam pertama itu. Kau bertanya dan kuberikan beberapa rekomendasi meja. Bukan karena bingung, hanya saja, apa pun pilihanmu, aku pasti turut serta. Lagipula, pilihanmu istimewa. Aku, suka.

Aku terkesan padamu sejak percakapan pertama setelah menahun melihatmu, malam itu. Aku tak banyak bicara bukan karena keki. Justru tiap kalimatmu ialah hal yang begitu kunikmati. Lepas, seperti bocah sumringah menceritakan mainan barunya. Aku, suka.

Aku terkesan padamu sejak kali pertama berada sejarak satu kursi dalam perjalanan pulang malam itu. Dingin yang semestinya dibawa malam sejenak merupa kehangatan dalam beberapa jenak diam kita menatap jalanan. Meski lampu-lampu remang, juga dadaku, tapi aku suka.

Aku terkesan padamu sejak malam yang belum juga bisa kuulang. Ah!

Jakarta, 27 Desember 2011

  1. aku terkesan pada kejora, sejak hari itu dan hari-hari berikutnya, berikutnya, berikutnya 🙂

  2. Tidak pernah tidak suka tulisanmu.

  3. tulisan singkat namun bermakna. aku, suka. 🙂

    Mungkin aku bisa belajar dari mu, salam kenal

    • seno adjis
    • May 27th, 2015

    Keren… Seperti pernah ku alami… Dan ingin kuulangi… Biar tidak gaduh hati ini…

  1. No trackbacks yet.

Leave a reply to seno adjis Cancel reply